Kamis, 05 Juni 2025

Pantai Cangkring, alternatif pantai sepi di selatan bantul.

 

 
Hari minggu 27 April 2025 tepatnya jam 05.00 pagi, jupiter mx tua yang bernomor plat Ae itu telah siap meraungkan mesinnya menuju arah selatan dari rumah kami yang berlokasi di sedayu. Pilihannya antara ke pantai pandansimo atau malah ke parangtritis. Sengaja berangkat pagi demi menghindari panas sebab kalau sudah pukul 10 pagi saja panasnya sudah sanggup untuk membuat migrain sementara.

Baim dengan ibunya duduk di jok belakang, sedangkan saya dengan setelan bapak bapak semi touring siap membetot gas menuju tujuan wisata sederhana ala ala kami. Melewati kecamatan pajangan dan tembus hingga ke kecamatan pandak atau sekitar rumah sakit UII kami masih ke arah barat hingga bertemu jembatan progo , namun sebelum jembatan progo,  si ijo sudah saya belokkan menuju jalan masuk ke kiri , ke arah pantai pandansimo. 

Baim yang sedari tadi cukup anteng duduk di tengah antara saya dan ibunya masih saja melanjutkan boboknya karena namanya anak usia 2 tahun setengah , jam 5 pagi harusnya masih terlelap menikmati mimpi indahnya , eh ini malah diajak bapak ibuknya jalan jalan ke pantai. Masih melewati desa desa khas pesisir pantai , udara pagi itu cukup sejuk dan cenderung sepi. Kadang sempat terlintas kenapa ya pantai di bantul tidak seramai dengan pantai di gunungkidul sana. Apakah karena pasirnya hitam atau kurangnya fasilitas yang memadai, atau bahkan ada hal hal penunjang lain yang kurang di expose? Ah entahlah , bagi kami yang bertempat tinggal di kabupaten bantul, sudah cukup merasa bahagia bisa menikmati pantai yang hanya berjarak 1 jam an dari rumah. Kalau ke gunungkidul bisa 2 sampai 2 jam setengah , bisa panas di pantat karena terlalu lama duduk di jok motor.

Tiba di loket gapura arah pantai pandansimo kami ditarik tarif retribusi sekitar 20 ribuan, sudah bebas mau menikmati pantai mana saja , pokoknya sekitar garis pantai sisi selatan bantul. Banyak sekali pilihannya dari barat sampai mentok ke timur arah pantai depok sampai parangkusumo. Namun pilihan kami saat itu hanya pingin mencoba ke pantai pandansimo. Tapi apa daya dikata, ternyata ada pembangunan jalan yang belum rampung dan akses ke pantai pandansimo sedang ditutup. Cukup bingung akan mau ke pantai mana kalau tujuan awalnya saja justru tidak ada akses kesana. Gerutu suara ibunya baim sudah cukup terdengar sayup sayup dari belakang. Khas suara ibu ibu muda yang kecewa. Akhirnya daripada berkelanjutan menjadi debat kusir tanpa kuda, saya berinisiatif ke pantai alternatif lain, namanya pantai baru. Sesaat tiba di parkiran pantai baru, ternyata ibu baim kurang begitu suka dengan suasana yang pagi itu cukup riuh , pantai nya sih cukup bagus viewnya tetapi kondisi wisatawan cukup ramai. 

Akhirnya si ijo menyusuri lagi jalan lintas selatan bantul ini, sepanjang jalan sambil liat plang plang sederhana ala kadarnya sebagai arah penunjuk arah pantai. Ada satu plang dari kayu tertuliskan "Pantai Cangkring" . Cukup asing bagi kami mendengar nama pantai ini pertama kalinya , karena selama ini Parangtritis , Depok , Parangkusumo masih menjadi nama besar pantai yang berada di bantul. Tak ada salahnya kami coba juga ini pantai cangkring , ujar benak saya di dalam hati.

Parkiran pantai cangkring letaknya cukup jauh dari bibir pantai, tempatnya masih diselimuti beberapa pohon rindang dan juga tanah berpasir. Dengan berjalan sekitar 5 menitan, kami bisa melihat luas samudra hindia dan desiran ombak menyapu pasir pasir hitam di ujung bibir pantai. Sudah lumayan banyak ternyata wisatawan yang hadir disini , lagi lagi kami bingung mau duduk dan menikmati pantai di sebelah mana. Dan saya adalah salah satu orang yang tidak suka dengan kondisi ramai, bisa pusing. 

  Mencoba berjalan sebentar ke arah timur melewati camping ground yang ditutupi pohon pohon pendek , akhirnya kami menemukan spot ciamik. Hanya ada beberapa pemancing dengan galah panjangnya , kami mencoba duduk disekitar pohon tumbang di antara mas mas pemancing itu, hembusan angin laut dan suara gemuruh ombak rasanya syahdu sekali di pagi itu.

 

 Sekitaran satu jam setengah kami menikmati pantai cangkring, Baim yang sudah membawa truk pasir kecilnya dan juga sekop, langsung membuka tambang pasir kecil kecilan. Saya dan ibu baim masih sibuk mengabadikan beberapa momen dan juga pemandangan di sekitar lokasi tambang pasirnya baim. Menyenangkan sekali pagi itu , suasana pantai yang cenderung teduh dan tidak begitu riuh akhirnya bisa kami nikmati momen momen liburan sederhana kali ini. Tak lupa bekal sederhana berupa roti bakar dengan meses coklat dan susu ultra sudah disiapkan untuk mengisi perut kami. 
Matahari yang sudah lumayan terik dan badan yang mulai lengket akibat air asin terbawa angin laut, kami memutuskan untuk pulang kerumah. 
Menurut kami , Pantai Cangkring adalah salah satu destinasi wisata pantai di sisi selatan bantul untuk menikmati liburan di akhir pekan. Selain kondisi yang masih sepi dan belum terlalu familiar di banyak khalayak, masih terdapat juga beberapa pohon rindang di area bibir pantai.
Sekian cerita sederhana dari keluarga kecil kami , kira kira ada rencana liburan sederhana kemana lagi ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JNE : si Perintis yang masih eksis menjadi ''Oasis".

  source : instagram @jne_id Genap satu dekade sudah sang pendiri JNE , bapak H. Soeprapto Suparno telah meninggalkan expedisi yang telah be...